MAKALAH
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Dosen Pengampu : Arfilia Wijayanti
Disusun Oleh Kelompok 5 :
1.
Lastri Anawati 14120152
2.
Ananda K 14120154
3.
Andi Nur W 14120158
4.
Sinta Sari D 14120173
5.
Tara Diani D 14120185
6.
Letitia Donna
Veronica 14120194
4 D
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang diajukan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Perencanaan Pembelajaran. Shalawat serta salam semoga
dilimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Tujuan pertama kami
membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dalam mata kuliahPerencanaan
Pembelajaran. Serta yang kedua untuk menyampaikan materi mengenai Pengelolaan
Pembelajaran. Tidak lupa juga kami ucapkan terimakasih sebesar besarnya kepada
Tuhan Yang Maha Esa, karenanya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
cukup baik. Selain itu, kepada Perencanaan Pembelajarankami juga mengucapkan
banyak rasa terima kasih karena telah membimbing kami dalam pembuatan makalah
ini. Dan tidak lupa kepada rekan rekan mahasiswa yang turut memberikan
dukungannya dalam pembuatan makalah ini.
Harapan kami dalam
pembuatan makalah ini, agar makalah ini dapat menjadi suatu acuan yang dapat
memberikan wawasan baru kepada pembaca yang berkaitan tentangPerencanaan
Pembelajaran. Serta tak lupa hanturan maaf bila terdapat penulis ataupun kata
kata yang kurang berkenan. Kritik dan saran sangat kami harapkan untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
.
Semarang,
28 Maret 2016
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..........................................................................................i
DAFTAR ISI
.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang .........................................................................................1
B.
Rumusan Masalah
....................................................................................2
C.
Tujuan ....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Media
Pembelajaran
.................................................................3
B.
Fungsi Media
Pembelajaran ......................................................................4
C.
Manfaat Media
Pembelajaran ....................................................................5
D.
Jenis jenis
Media Pembelajaran ..................................................................6
E.
Pemilihan Media
Pembelajaran ..................................................................7
F.
Penyajian Media
Pembelajaran ...................................................................8
G.
Modifikasi dan
Komponen Modifikasi .........................................................8
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan .............................................................................................10
B.
Saran .....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
..........................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pengelolaan
pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas perencanaan, pengorganisasian,
pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasion, komunikasi, dan pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk
mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh organisasi sehingga
akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efesien.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengelolaan Pembelajaran ?
2. Apa Tujuan Pengelolaan Pembelajaran ?
3. Apa Fungsi dari Pengelolaan Pembelajaran ?
4. Apa Faktor faktor dari Pengelolaan
Pembelajaran ?
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pengelolaan
pembelajaran.
2. Untuk mengetahui tujuan pengelolaan
pembelajaran.
3. Untuk mengetahui fungsi pengelolaan
pembelajaran.
4. Untuk mengetahui faktor faktor yang
mempengaruhi pengelolaan pembelajaran.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pengelolaan
Pengelolaan itu berakar dari kata “Kelola”
dan istilah lainnya yaitu “Manajemen” yang artinya ketatalaksanaan, tata
pimpinan. Maka disimpulkan pengelolaan itu adalah pengadministrasian, pengaturan
atau penataan suatu kegiatan atau proses yang memberikan pengawasan pada semua
hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan.
Banyak didefenisikan oleh para ahli
tentang pengelolaan :
·
Terry
, mengartikan pengelolaan sebagai usaha untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya melalui usaha orang lain.
·
Jhon
D. Millet, pengelolaan adalah suatu proses pengarahan dan pemberian fasilitas
kerja kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal untuk mencapai
tujuan.
·
Andrew
F. Siulus, pengelolaan pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas perencanaan,
pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasion,
komunikasi, dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi
dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh
organisasi sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efesien.
·
Stoner
sebagaimana dikutip oleh T. Hani Handoko, adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumber daya manusia dan daya organisasi lainya, agar
mencapai organisasi yang telah ditetapkan.
Dari
beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan adalah
serangkaian kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, memotivasi,
mengendalikan, dan mengembangkan segala upaya di dalam mengatur dan mendayagunakan
sumber daya manusia, sarana dan prasarana untuk mencapai tujuan organisasi.Agar
bisa tercapai hasil yang optimal, maka segala sesuat perlu pengelolaan.
Pengelolaan atau disebut juga dengan manajemen adalah pengadministrasi,
pengaturan atau penataan suatu kegiatan yang akan dilakukan. Pengelolaan pembelajaran merupakan suatu proses penyelengaraan
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar.
Menurut Dunkin dan Biddle, proses
pembelajaran berada dalam empat variable interaksi, yaitu;
1.Variable pertanda (presage
variables) berupa pendidik,
2.Variable konteks (contex
variables) berupa peserta didik,
3.Variable proses (process
variables),
4.Variable produk (product
variables) berupa perkembangan peserta didik baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang optimal, maka keempat variabel pembelajaran tersebut harus dikelola dengan
baik. Adapun pengelolaan variabel dalam pembelajaran diantaranya:
a. Pengelolaan Siswa
Siswa dalam Kedudukan kurikulum berbasis kompetensi
(KBK) merupakan “produsen” artinya siswa sendirilah yang mencari tahu
pengetahuan yang dipelajarinya. Siswa dalam suatu kelas biasanya memiliki
kemampuan yang beragam, karenanya guru perlu mengatur kapan siswa bekerja
perorangan, berpasangan, berkelompok, siswa dikelompokkan berdasarkan kemampuan
sehingga ia dapat berkonsentrasi membantu yang kurang, dan kapan siswa
dikelompokkan secara campuran sebagai kemampuan sehingga terjadi tutor sebaya.Belajar
merupakan kegiatan yang bersifat universal dan multi dimensional.Dikatakan
universal karena belajar bisa dilakukan siapapun, kapanpun, dimanapun. Karena
itu bisa saja siswa merasa tidak butuh dengan proses pembelajaran yang terjadi
dalam ruangan terkontrol atau lingkungan terkendali.Waktu belajar bisa saja
waktu yang bukan dikehendaki siswa.Dan untuk itulah guru dapat merekayasa
segala sesuatunya.Guru dapat mengatur siswa berdasarkan situasi yang ada ketika
prosses belajar mengajar berlangsung.
b. Pengelolaan Guru
Guru adalah orang yang bertugas
membantu murid untuk mendapatkan pengetahuan sehingga ia dapat mengembangkan
potensi yang dimilikinya. Guru harus dapat menempatkan diri dan menciptakan
suasana yang kondusif, karena fungsi guru disekolah sebagai “bapak” kedua yang
bertanggung jawab atas pertumbuhan dan perkembangan jiwa anak.
c.Pengelolaan Pembelajaran
Pengembangan pembelajaran pendidikan
agamaIslam memerlukan model-model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan isi
dan hasil yang diharapkan.
d.Pengelolaan
Lingkungan Kelas
Iklim belajar yang kondusif
merupakan tulang punggung dan faktor pendorong yang dapat memberikan daya tarik
tersendiri bagi proses pembelajaran. Berkenaan dengan hal tersebut, sedikitnya
terdapat tujuh hal yang harus diperhatikan yaitu: ruang belajar, pengaturan
sarana belajar, susunan tempat duduk, penerangan, pemanasan sebelum masuk ke
materi yang akan dipelajari (pembentukan kompetensi), dan bina suasana dalam
pembelajaran.
B.Tujuan
Pengelolaan Pembelajaran
Setiap organisasi yang ingin sukses,
apakah itu organisasi kemasyrakatan, pendidikan, kelompok sementara, dan
keluarga. Harus tau dan menyadari betul apa sebenarnya yang akan dicapai melalui
pembentukan organisasi.
Tujuan merupakan komponen utama yang
lebih dahulu dirumuskan guru dalam proses belajar-mengajar, peranan tujuan
sangat penting sebab menentukan arah proses belajar-mengajar. Tujuan yang jelas
akan memberi petunjuk yang jelas pula terhadap pemilihan bahan pelajaran,
penetapan metode mengajar dan alat bantu pengajaran serta memberi petunjuk
terhadap penilaian, untuk dapat memahami persoalan tujuan akan dijelaskan hal
yang berkenaan dengan tingkat dan klasifikasi tujuan dan cara merumuskan
terutama tujuan instruksional/tujuan pengajaran.
1.Tujuan umum
pendidikan, yakni pembentukan manusia pancasila yang ditetapkan oleh pemerintah
biasanya melalui undang-undang.
2.Tujuan
institusional, yakni tujuan lembaga pendidikan berupa niat dan harapan siswa.
3.Tujuan
kurikuler, yakni tujuan bidang studi/mata pelajaran program-program pendidikan
sesuai kurikulum lembaga pendidikan.
4.Tujuan instruksional,
yakni tujuan proses belajar dan mengajar yaitu tujuan yang hendak dicapai dalam
kegiatan pendidikan sehari-hari.
C.
Fungsi-fungsi Pengelolaan dalam Pembelajaran
Ketika seorang guru merancang
pembelajaran harus dapat mengenali kebutuhan-kebutuhan dan mewaspadai
kendala-kendala serta batasan-batasan yang barang kali dijumpai dalam
realitas.Dalam mengkaji kebutuhan-kebutuhan belajar suatu program pembelajaran
direncanakan atau mulai dipertimbangkan.
Guru sebagai perencana sering
mendapat informasi tentang kendala yaitu:
1. Keterbatasan dana atau anggaran
untuk mendukung pembelajaran,
2. Penyesuaian waktu dan program yang harus
dipersiapkan untuk dilaksanakan pada
tahun depan, semester depan, minggu depan atau besok.
3. Keterbatasan perlengkapan
pembelajaran yang diperlukan,
4. Ruangan belajar yang tersedia dan,
5. Keterbatasan kebutuhan belajar
lainnya.
Untuk memahami materi perencanaan
pengajaran atau pembelajaran ada baiknya lebih dulu memahami manajemen atau
pengelolaan, karena perencanaan merupakan bagian dari fungsi manajemen. Seperti
yang dikemukakan oleh Tery manajemen merupakan proses yang khas terdiri dari
tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan
yang dilaksanakan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah
ditetapkan melali pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber daya yang
lainnya.
Winardi, pendapat ini dipertegas
lagi oleh Gibson, Ivancevich, dan Donnely (1982) mengatakan bahwa manajemen adalah suatu tindakan,
kegiatan, atau tindakan dan dengan tujuan tertentu melaksanakan pekerjaan manajerial.
Jadi, manajemen adalah suatu tindakan atau kegiatan merencanakan, mengorganisasikan,
menggerakkan, mengendalikan atau
melakukan pengawasan. Manajemen pembelajaran di sekolah merupakan pengelolaan
pada beberapa unit pekerjaan oleh
personil yang diberi wewenang untuk itu yang muaranya pada suksesnya program pembelajaran. Dengan
demikian mengacu pada prinsip yang dkemukakan tersebut, maka keefektifitasan
manajemen pembelajaran dapat dicapai
jika fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan dapat diimpletasikan dengan
baik dan benar dalam program.
1. Penerapan fungsi perencanaan
dalam kegiatan pembelajaran
Perencanaan adalah proses penetapan dan pemanfaatan sumber daya secara terpadu
yang diharapkan dapat menunjang kegiataan dan upaya-upaya yang akan
dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam mencapai tujuan. Dalam hal ini
Gaffar (1987) menegaskan bahwa perencanaan dapat diartikan sebagai proses
penyususnan berbagai keputusan yang akan ditentukan. Sedangkan Banghart dan
Trull (1973) mengumukakan bahwa perencanaan adalah awal dari semua proses yang
rasional, dan mengandung sifat optimisme didasarkan atas percayaan bahwa akan
dapat mengatasi berbagai macam permaslahan.
Jadi perencanaan pembelajaran adalah
awal dari semua proses yang rasional sebagai
proses penetapan, penyusunan berbagai keputusan penyelenggaraan
pembelajaran yang akan di laksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai
tujuan pembelajaran dan pemanfaatan sumber daya pendidikan yang tersedia secara
terpadu.
Artinya perencanaan pembelajaran
pada prinsipnya meliputi:
a.Menetapkan
apa yang mau dilakukan oleh guru, kapan dan bagaimana cara melakukannya dalam
implemtasi pembelajaran,
b.Membatasi sasaran
atas dasar tujuan intruksional khusus dan menetapkan pelaksanaan kerjauntuk
mencapai hasil yang maksimal melalui proses penentuan target pembelajaran,
c. Mengembangkan alternatif-altrernatif yang sesuai dengan strategi pembelajaran,
d.Mengumpulkan
menganalisis informasi yang penting untuk mendukung kegiatan pembelajaran,
e. Mempersiapkan mengkomunikasikan
rencana-rencana dan keputusan-keputusan yang berkaitan dengan pembelajaran
kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
2. Penerapan fungsi pengorganisasian
dalam kegiatan pembelajaran
Kegiatan pengorganisasian
pembelajaran bagi tiap guru dalam institusi sekolah dimaksudkan untuk siapa yang
melaksanakan tugas sesuai prinsip pengorganisasian, dengan membagi tanggung
jawab setiap personel sekolah dengan jelas sesuai dengan bidang, wewenang, mata
ajaran, dan tanggung jawabnya.
Dalam hal ini Gorton mengemukakan pengorganisasian adalah
terbaginya tugas kedalam berbagai unsur organisasi, dengan kata lain
pengorganisasian yang efektif adalah membagi habis dan menstrukturkan tugas
kedalam sub-sub atau komponen-komponen organisasi. Sedangkan Oteng Sutisno menyatakan
bahwa pengorganisasian sebagai kegiatan menyusun stuktur dan membentuk
hubungan-hubungan agar di peroleh kesesuaian dalam usaha mencapai tujuan
bersama.
Administrsi pendidikan di lingkungan sekolah pada
dasarnya meliputi dua unsur pokok sebagai berikut :
a. Unsur menejemen admiistratif yang
terdiri dari :
1) Perencanaan kegiatan sekolah,
2) Pengorganisasian sekolah,
3) Bimbingan dan pengarahan kegiatan
di sekolah,
4) Koordinasi kegiatan-kegiatan di
sekolah,
5) Penilaian dan kontrol kegitan di
sekolah,
6) Komunikasi di sekolah.
b. Unsur menejemen operatif yang terdiri dari :
1) Ketatausahaan
sekolah,
2) Keuangan
sekolah,
3) Kepagawaian
di sekolah,
4) Perbekalan
di sekolah,
5) Hubungan
masyarakat di sekolah.
3. Penerapan fungsi penggerakan
dalam kegiatan pembelajaran
Menggerakan (actuating) menurut
Terry, berarti merangsang anggota-anggota kelompok yang baik dalam konteks pembelajaran disekolah tugas
pengerakan dilakukan oleh kepala sekolah sebagai pemimpin instruksional,
sedangkan dalam konteks penggerakan dilakukan oleh guru sebagai penanggung
jawab pembelajaran.
Penggerakan dalam proses
pembelajaran di lakukan oleh pendidik dengan suasana edukatif agar siswa apat
melaksanakan tugas belajar dengan penuh antusias, dan mengoptimalkan kemampuan
belajarnya dengan baik. Peran guru sangat penting dalam menggerakkan dan memotivasi para siswanya melakukan aktifitas
belajar dalam kelas, laboratorium, perpustakaan, praktek kerja lapangan dll.
Sedangkan kepala sekolah sebagai
pemimpin instruksional menggerakkan personel dan potensi sekolah untuk
mendukung sepenuhnya kegiatan pembelajaran yang di kendalikan oleh guru dalam
upaya membelajarkan anak didik. Penggerakan yang dilakukan kepala sekolah
sebagai pemimpin instruksional dan guru sebagai pemimpin pembelajaran paling
tidak meliputi:
1) Menyusun
kerangka waktu dan biaya yang di perlukan baik untuk institusi maupun
pembelajaran secara rinci dan jelas,
2) Memprakarsai dan menampilkan kemimpinan dalam
melaksanakan rencana dan pengambilan keputusan,
3) Mengeluarkan
instruksi-instruksi yang pesifik ke arah pencapaian tujuan,
4) Membimbing,
memotivasi, dan melakukan supervisi oleh kepala sekolah terhadap guru.
D.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengelolaan Pembelajaran
1. Faktor kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah
kegiatan yang diberikan kepada siswa.Kegiatan itu sebagian besar adalah
menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan
bahan pelajaran itu.Jelaslah bahan pelajaran mempengaruhi belajar
siswa.Kurikulum yang kurang baik berpengaruh terhadap belajar.Kurikulum yang
tidak baik itu misalnya kurikulum yang terlalu padat, di atas kemampuan siswa,
tidak sesuai dengan bakat, minat dan perhatian siswa. Perlu diingat bahwa
sistem intruksional sekarang menghendaki proses belajar-mengajar yang
mementingkan kebutuhan siswa. Guru perlu mendalami siswa dengan baik, harus
memiliki perencanaan yang mendetail, agar dapat melayani siswa belajar secara
individual. Kurikulum sekarang belum dapat memberikan pedoman perencanaan yang
demikian.
2. Metode Mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara
atau jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Mengajar itu sendiri menurut
S. Ulih Bukit Karo Karo adalah menyajikan bahan pelajaran oleh orang kepada
orang lain agar orang itu menerima, menguasai dan mengembangkannya. Di dalam
lembaga pendidikan, orang lain yang disebut di atas adalah sebagai murid atau siswa
atau mahasiswa, yang dalam proses belajar dapat menerima, menguasai dan
lebih-lebih mengembangkan bahan pelajaran itu, maka cara-cara mengajar serta
cara belajar haruslah setepat-tepatnya serta seefektif mungkin.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa
metode mengajar itu mempengaruhi belajar. Metode belajar guru yang kurang baik
akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Metode mengajar yang
kurang baik dapat terjadi misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang
menguasai bahan pelajaran sehingga guru menyajikanya tidak jelas atau sikap
guru terhadap siswa dan atau terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik,
sehingga siswa tidak senang terhadap pelajaran atau gurunya.Akibatnya siswa
malas untuk mempelajarinya.
3. Faktor Relasi Guru dengan Siswa
Proses belajar mengajar terjadi
antara guru dengan siswa. Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada
dalam proses itu sendiri. Jadi cara belajar siswa juga dipengaruhi oleh
relasinya. Di dalam relasi (guru dengan siswa) yang baik, siswa akan menyukai
gurunya juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikan sehingga siswa
berusaha mempelajarinya dengan sebaik baiknya.
4. Faktor Relasi Siswa dengan Siswa
Guru yang kurang mendekati siswa dan
kurang bijaksana tidak akan melihat bahwa di dalam kelas ada grup yang saling
bersaing secara tidak sehat. Jiwa kelas tidak terbina bahkan hubungan
masing-masing siswa tidak tampak.
Siswa yang mempunyai sifat-sifat
atau tingkah laku yang tidak menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah
diri atau sedang mengalami tekanan batin, akan diasingkan dari kelompok.
Akibatnya mangkin parah masalahnya dan akan terganggu pelajarannya. Akibatnya
malas masuk sekolah dengan berbagai alasan disebabkan di sekolah mendapatkan
perlakuan yang tidak menyenangkan dari teman-temanya.
5. Disiplin
Sekolah
Kedisiplinan sekolah erat
hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar.
Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan
melaksanakan tata tertib, disiplinan pegawai atau karyawan dalam pekerjaan
administrasi dan kebersihan, keteraturan kelas, gedung sekolah, halaman dan
lain-lain, kedisiplinan Kepala Sekolah dalam mengelola seluruh staf beserta
siswa-siswanya, dan kedisiplinan tim dalam pelayananya kepada siswa.
Seluruh staf sekolah yang mengikuti
tata tertib dan bekerja dengan disiplin membuat siswa menjadi disiplin pula,
selain itu juga memberi pengaruh positif terhadap pelajaranya, banyak sekolah
yang dalam pelaksanaan disiplin kurang, sehingga mempengaruhi sikap siswa dalam
belajar, kurang bertanggung jawab, karena bila tidak melaksanakan tugas, toh
tidak ada sangsi. Dengan demikian agar siswa belajar lebih maju, siswa harus
disiplin di dalam belajar baik di sekolah, di rumah dan diperpustakaan. Agar
siswa disiplin haruslah guru beserta staf yang lain disiplin pula.
6. Alat Pelajaran
Alat pelajaran erat hubunganya
dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada
waktu mengajar yang dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan
itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat yang akan memperlancar penerimaan
bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa sudah menerima
pelajaran dan menguasainya, maka belajarnya lebih giat dan lebih
maju.Mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap adalah perlu agar guru
dapat mengajar dengan baik serta dapat belajar dengan baik pula.
7.Waktu Sekolah
Waktu sekolah adalah waktu
terjadinya proses belajar mengajar di sekolah, pagi, siang, sore dan malam.
Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa.Jika terjadi siswa terpaksa masuk
sekolah pada sore hari, sebenarnya kurang dapat di pertanggungjawabkan.Di mana
siswa harus beristirahat, tetapi terpaksa masuk sekolah, sehingga mereka
mendengarkan pelajaran sambil mengantuk dan sebagainya.
8. Standar Pelajaran di atas Ukuran
Guru berpendirian mempertahankan
wibawanya, perlu memberi pelajaran di atas ukuran standar. Akibatnya siswa
merasa kurang mampu dan takut kepada guru, bila banyak siswa yang tidak
berhasil dalam mempelajari mata pelajaran, guru semacam itu merasa senag,
Tetapi berdasarkan teori belajar, yang mengingat perkembangan psikis dan kepribadian
siswa yang berbeda-beda, hal tersebut tidak boleh terjadi. Guru dalam menuntut
penguasaan materi harus sesuia dengan kemampuan siswa masing-masing. Yang
penting tujuan yang telah terumuskan dapat tercapai.
9. Faktor Kehidupan Lingkungan Sekitar
Kehidupan masyarakat sekitar adalah
perlu untuk mengusahakan lingkungan yang baik agar dapat memberi pengaruh yang
positif terhadap anak atau siswa sehingga dapat belajar dengan sebaik-baiknya.
Tempat belajar hendaknya tenag,
jangan diganggu oleh perangsang-perangsang dari sekitar .untuk belajar
diperlukan konsentrasi pikiran, jangan sampai belajar sambil mendengarkan.Akan
tetapi keadaan yang terlampau menyenangkan seperti kursi yang empuk dapat
merugikan.Sebelum belajar harus disediakan segala sesuatu yang diperlukan.Buku-buku,
buku tulis, kertas, pensil dan lain-lain harus tersedia rapi, hingga pelajaran
tidak terputus karena mencari-cari buku atau meruncingkan pensil, dan lain-lain.
10. Faktor Guru
Guru adalah pelaksana utama
penerapan pembelajaran tuntas yang meliputi: Pertama, penepatan tujaun
pembelajaran. Hal-hal: yang harus diperhatikan dalam menetapkan tujuan
pembelajaran adalah:
a) Keterkaitan
dengan kondisi yang ada dan standar kompetensi yang harus dicapai,
b) Kandungan
tugas-tugas yang berkaitan dengan fakta, konsep, prosedur, aturan atau prinsip,
c) Urutan
pencapaian kompetensi dan urusan indikatornya,
d) Modul-modul
yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan.
Ciri pengorganisasianpembelajaran
dalam belajar tuntas adalah:
a) Guru
melkukan siklus pembelajaran mulai dari persiapan, presentasi, interaksi dan
refleksi dengan pendekatan pedagogis,
b) Menetapkan sasaran pembelajaran, memperkirakan
waktu dan menginformasikan prasyarat keterampilan serta memonitor pemahaman
siswa.
c) Melakukan
proses pembelajaran.
Adapun proses pembelajaran tersebut
mencakup:
(1) Pembelajaran
yang mengacu pada tujuan pembelajaran yang dibaca dari lingkup dan urutan
pembelajaran yang ada pada kurikulum
(2) Menggunakan
aktivitas-aktivitas yang sesuai dengan tujuan atau sasaran pembelajaran,
(3) Memberikan umpan balik yang humanis dan
akademis dengan segera
(4) Memaksimalkan
prilaku dalam bertugas dan menggunakan waktu dengan efektif
(5) Menerapkan
berbagai alternatif strategi belajar mengajar
(6) Menetapkan
acuan patokan untuk tes formatif
(7) Menyiapkan
pembelajaran remedial, tes ulang, dan kunci jawaban
(8) Menyediakan
glosari untuk istilah teknis, akronim, kepanjangan istilah.
Ketiga, melakukan evaluasi, dalam
evaluasi perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Menyiapkan
kisi-kisi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan matyeri ajar,
b) Menyiapkan
jenis-jenis pengukuran melalui tes formatif, tes sumatif, dan non tes,
c) Reliabilitas
dan validitas tes.
Penilaian dilakukan untuk menentukan
apakah peserta didik telah berhasil menguasai suatu kompetensi mengacu ke
indikator-indikator yang telah ditentukan.Tidak semua indikator harus dinilai
guru.Sekolah menetapkanminimal 75% indikator-indikator yang dianggap sangat penting
dan mewakili masing-masing kompetensi dasar dan hasil belajarnya untuk
dinilai.Untuk mengumpulkan informasi apakah suatu indikator telah tampil pada
diri peserta didik dilakukan penilaian sewaktu pembeljaran berlangsung atau
setelah pembelajaran.
11. Faktor
peserta didik
Peserta didik dalam belajar tuntas
harus memiliki sikap mandiri. Ketahanan fisik dan mental dalam belajar,
semangat mencari ilmu yang tinggi, bersungguh-sungguh dalam belajar, dapat
belajar secara mandiri, dan memiliki sifat proaktif dan mudah berkomunikasi
dengan yang lain untuk mendapatkan ilmu.
Jadi, faktor
guru dan peserta didik sangatlah berpengaruh pada ketuntasan hasil belajar,
karena guru sebagi pelaksana utama penerapan pembelajaran tuntas dan peserta
didik sebagai subjek dan objek pendidikan.
12.
Kegiatan Pengajaran
Pola umum kegiatan pengajaran adalah
terjadinya interaksi antara guru dengan anak didik dengan bahan
perantaranya.Guru yang mengajar, anak didik yang belajar.Maka guru adalah orang
yang menciptakan lingkungan belajar bagi kepentingan belajar anak
didik.Strategi penggunaan metode mengajar amat menentukan kualitas hasil
belajar mengajar.
13.
Bahan dan Alat Evaluasi
Bahan evaluasi adalah suatu bahan
yang terdapat di dalam kurikulum yang sudah dipelajari oleh anak didik guna
kepentingan ulangan.Biasanya bahan pelajaran itu sudah dikemas dalam bentuk buku
paket untuk dikonsumsi oleh anak didik.Guru yang membuat perencanaan yang
sistematis dan penggunaan alat evaluasi.
14.
Suasana Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi biasanya
dilakukan dalam kelas masing-masing.Selama pelaksanaan evaluasi, selama itu
juga seorang pengawas mengamati semua sikap gerak gerik yang dilakukan oleh
anak didik.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengelolaan pembelajaran adalah
suatu penataan atau pengaturan kegiatan dalam proses menuntut ilmu. Atau suatu
usaha yang dengan sengaja dilakukan guna mencapai tujuan pengajaran atau upaya
mendayagunakan potensi kelas yang bertujuan dari pengelolaan pembelajaran ini
adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera
tercapai tujuan pengajaran secaara efektif dan efesien.Pengelolaan pembelajaran
dapat diartikan sebagai suatu rangkaian yang saling berhubungan dan saling
menunjang antara berbagai unsur atau komponen yang ada di dalam pembelajaran.
Dengan kata lain,pembelajaran merupakan suatu proses mengatur,
mengkoordinasikan, dan menetapkan unsur-unsur atau komponen-komponen
pembelajaran.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini
mudah-mudahan bermanfaat bagi pembaca dan terutama pada pemakalah sendiri.Oleh
karena itu pemakalah meminta kritik dan saran yang dapat untuk membangun, demi
kelancaran dan kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi.1990.Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, PT.Rineka Cipta,Jakarta
Djamarah, Syaiful Bahri dkk.1996.Strategi Belajar Mengajar,Jakarta:Rineka Cipta
Nawawi,Hadari.1989.Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas Sebagai Lembaga,Jakarta: PT Unung
Sagala,
Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfeta
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor
yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta
Sobri, dkk. 2009.Pengelolaan Pendidikan,Yogyakarta:Multi Pressindo
Sudiana, Nana. 2005. Dasar-dasr Proses
Belajar Mengajar, Bandung:Sinar Baru
Algensindo
Kajianmilikkita.blogspot.co.id/2015/07/pengelolaan-pembelajaran-tentang_30.html?m=l
Tidak ada komentar:
Posting Komentar